Elsa Fitria Bena
by on March 3, 2017
1,260 views
Bagi kamu yang suka menulis cerita fiksi, kamu tentu sudah memahami mengenai karakter-karakter dalam sebuah cerita. Ada yang protagonis, ada yang antagonis. Biasanya karakter protagonis adalah karakter utama cerita fiksimu. Dan agar cerita kamu lebih berwarna dan penuh kejutan, tentu keberadaan karakter antagonis juga diperlukan. Entah itu sebagai tokoh utama atau hanya sebagai tokoh pendamping. Namun kamu mungkin bingung mengenai karakter antagonis seperti apa yang akan kamu sajikan pada pembaca. Mungkin ada satu pertanyaan di dalam benakmu tentang bagaimana cara menciptakan karakter antagonis yang terkean wajar, natural, dan mirip dengan karakter pada dunia nyata. Tentu kamu ingin membuat cerita fiksi yang terlihat nyata, bukan? Berikut adalah hal-hal yang bisa kamu pertimbangkan dalam menciptakan karakter antagonis.
sumber: pixabay.com
Antagonis tidak selalu jahat
Dalam banyak kasus, antagonis tidak melulu tentang kejahatan. Ada beberapa cerita yang mengalir begitu saja tanpa adanya karakter antagonis. Tunggu dulu. Tanpa karakter antagonis? Itu sangat tidak mungkin terjadi. Setiap cerita pasti punya karakter antagonis. Jika bukan karakter jahat, lalu seperti apa karakter antagonis itu? Kita bisa menciptakan sebuah karakter yang merupakan kebalikan dari karakter protagonis. Misalnya saja, sebuah karakter yang tidak setuju dengan pola pikir karakter antagonis. Atau, sebuah karakter yang membuat karakter protagonis tersinggung tanpa si antagonis menyadarinya. Jadi, buang jauh-jauh pikiran bahwa antagonis berarti jahat.
Antagonis juga manusia
Manusia tetaplah manusia, yang punya kelebihan dan kekurangan. Dalam banyak cerita fiksi yang berkembang di masyarakat, selalu dideskripsikan tentang karakter protagonis yang sempurna dan tanpa cela. Sedangkan karakter antagonis selalu dipaparkan dengan penuh kekurangan dan sifat buruk. Padahal, protagonis dan antagonis tetaplah manusia, yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Tetaplah kekurangan pada karakter antagonis. Namun jangan lupakan kelebihan yang dimilikinya juga.
Lihat lingkungan sosial di sekitarmu
Kamu bisa belajar mengenal karakter-karakter manusia yang bisa kamu jadikan panutan untuk menciptakan karakter antagonis. Misalnya, jika kamu di sekolah memiliki teman sebangku yang suka menuntutmu melakukan banyak hal yang sebenarnya tidak kamu suka. Atau adikmu yang sangat nakal, namun juga kadang bisa membuatmu lebih sabar. Dapatkan karakter itu dan mulailah kembangkan karakter tersebut ke dalam sebuah list atau daftar untuk memudahkanmu. Lihatlah apa kelebihan orang tersebut dan apa kelemahannya. Apa yang membuat dia terlihat sebagai karakter antagonis, dan bagian mana dari dirinya yang cocok untuk karakter protagonis. Pekalah dengan orang-orang di sekitarmu. Maka kamu akan bisa menangkap apa-apa yang kamu butuhkan untuk mengembangkan karaktermu.
Karakter antagonis tidak selalu bertaubat di akhir cerita
Beberapa cerita selalu engakhirkan kisah pada kesadaran karakter antagonis, lalu antagonis akan berubah setelah klimaks cerita. Biasanya berubah menjadi manusia yang lebih baik. Perlu diketahui bahwa karakter antagonis tidak melulu harus dihukum karena kejahatannya. Seperti yang dijelaskan di atas, antagonis tidak melulu jahat. Sehingga, antagonis tidak melulu harus diberi hukuman. Ciptakan lah saja alur cerita yang membuat karakter protagonismu menjadi memahami tentang arti hidupnya setelah hadir karakter antagonis dalam hari-harinya.
Antagonis juga bisa menjadi tokoh utama
Sebagai tantangan, kadang kamu perlu menciptakan tokoh utamamu dari pihak antagonis. Kamu akan menyadari bahwa setiap orang bisa menjadi tokoh utama, termasuk antagonis. Dan hal itu akan lebih membawamu kepada alur cerita yang wajar, natural, dan lebih manusiawi. Kamu bisa melakukan riset kecil-kecilan terhadap karakter-karakter antagonis, seperti apa pola pikirnya, dan kamu bisa mengembangkan itu ke dalam karakter utama. Kamu bisa
1 person likes this.