by on January 14, 2015
1,098 views
Mau Sabar Koq Repot

Ini minggu pertama Mahdi mendapat pengayaan setiap siang di SDnya sampai jam 2 siang. Ia hanya punya waktu satu jam untuk istirahat dan makan sebelum pergi ke tempat bimbelnya di jalan Kartini. Rumah kami di jalan Evakuasi yang cukup jauh ke sana. Ada supir yang bekerja paruh waktu untuk menjemputnya. Pekerjaan tetapnya adalah teknisi di bengkel dekat rumah makan ayah Mahdi. Sudah jam 3 dan Sahrul belum datang juga. Ia mengirimkan sms ke ponsel saya ,"Mahdi berangkat bimbel sekarang?" Saya menjawab ya. Sudah satu semester ia mengantar Mahdi, masa belum hapal juga jadwalnya! Bimbel mulai jam 3:15 ia baru datang jam 3. Kali ini ia datang tepat jam 3:15. Suami saya tidak menegurnya. Seperti biasa Mahdi marah-marah karena telat dijemput.

Saya juga harus bersabar saat tidak mendapatkan tawaran mengajar di mana-mana. Mungkin kualitas saya sebagai dosen tidak sesuai dengan harapan para mahasiswa sehingga saya tidak dipanggil lagi. Ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapan itulah kita dituntut untuk bersabar. Tidak ada gunanya mengumpat kejadian yang ada. Bersabar adalah amalan hati. Bersabar adalah sikap hati menerima apa yang ditetapkan oleh Tuhan tanpa adanya rasa mengeluh apalagi menyalahkan Tuhan.

Bersabar memiliki manfaat yang besar dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang memiliki kesabaran akan terhindar dari perasaan stress, frustasi atau bahkan bunuh diri. Ia juga akan bisa mengendalikan emosinya sehingga tidak melakukan berbagai perbuatan bodoh yang pada akhirnya hanya akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain. Betapa banyak orang menyesali perbuatannya hanya gara-gara ia tidak sabar menghadapi suatu masalah atau cobaan.

Selain itu sabar bisa digunakan untuk menjadi sarana kita dalam memohon pertolongan dari Tuhan. Jika seseorang menghadapi cobaan dari-Nya dengan penuh kesabaran niscaya Tuhan akan menolong orang itu. Akan tetapi, jika seseorang menghadapi cobaan dengan frustasi, stress dan kecewa, maka tidak akan ada yang bisa melepaskan dari cobaan tersebut.

Terkadang saya juga lupa untuk bersabar. Setiap hari kalau tidak dijemput saya biasanya diantar ke rumah orangtua saya oleh suami saya. Saya selalu menyuruhnya untuk bergegas padahal dia masih lelah karena tiap hari pulang malam. Mudah-mudahan kita bisa belajar untuk bersabar dengan ikhlas dan menjadikannya sebagai ladang amal kita!


Sumber : https://www.cregasia.com/blog/41/mau-sabar-koq-repot/
Posted in: Cerita Fiksi
Be the first person to like this.