Mencegah Bahaya Kanker Payudara Secara Dini

Mencegah Bahaya Kanker Payudara Secara Dini

Breast cancer atau biasa kita kenal dengan kanker payudara merupakan momok yang menakutkan bagi kaum wanita. Kanker payudara telah menjadi runner up sebagai penyebab tingginya angka kematian wanita, khususnya Indonesia, setelah kanker serviks atau kanker leher ramim diurutan pertama. Meskipun begitu, tidaklah mustahil untuk beranggapan bahwa kanker payudara atau breast cancer ini bisa disembuhkan. Tentu saja, untuk bisa mendapatkan pengobatan yang memberikan hasil yang optimal, kanker payudara atau breast cancer ini haruslah dideteksi secara dini. Suatu Badan Kesehatan menyatakan bahwa salah seorang dari dua penderita kanker payudara atau breast cancer meninggal dunia akibat penanganan yang lambat.

Tidak dipungkiri bahwa wanita memiliki resiko yang tinggi terhadap kanker payudara atau breast cancer. Padahal semua kaum hawa pasti setuju jikalau kesehatan payudara sangatlah penting. Oleh karena itu, pendeteksian dini terhadap penyakit kanker payudara atau breast cancer ini perlu dilakukan. Pendeteksian dini bisa dilakukan dengan SaDaRi atau pemeriksaan payudara sendiri. Meskipun tergolong mudah, masih banyak kaum wanita yang merasa awam terhadap SADARI. Selain itu, tingkat kesadaran mengenai pentingnya SADARI dirasa masih sangat rendah. Padahal, SADARI perlu dilakukan secara rutin dan apabila terdapat kanker harus segera ditangani secara medis. Menurut ahli medis, payudara yang normal bisa saja berbentuk tidak simetris antara kanan dan kiri. Selain itu, buah dada juga bisa berasa padat. Perubahan pada payudara yang dapat diindikasi sebagai kanker adalah adanya benjolan. Misalnya, benjolan hanya ada pada salah satu payudara, terasa keras bila diraba, sulit untuk digerakkan, permukaannya tidak rata, tetapi tidak terasa nyeri. Tetapi,benjolan juga bukan selalu berarti ada kanker. Terdapat 9 dari 10 wanita yang mendapati benjolan di payudaranya bukanlah kanker. Selain benjolan, perubahan warna kulit, misal menjadi kemerahan, ataupun nampak cekungan, dan mirip kulit jeruk. Terkadang, bisa saja terjadi perubahan pada puting. Terdapat luka yang tidak sembuh setelah 6 bulan lamanya, keluar cairan berwarna merah ataupun kecokelatan, putting nampak tertaik ke dalam, dan kulit pada putting mengalami penebalan.

SADARI bisa dilakukan oleh seorang wanita yang telah berumur lebih dari 20 tahun. Waktu yang sangat tepat untuk melakukan SADARI adalah 5-7 hari setelah menstruasi. Pada saat itu, payudara sedang tidak mengeras, nyeri, atau membesar lagi. Bagi wanita yang telah mengalami menopause, dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri kapan saja, tetapi sangat disarankan untuk melakukannya pada awal ataupun akhir bulan. Adapun cara untuk melakukan SADARI adalah sebagai berikut:

1. Berdiri tegak di depan cermin. Amati apabila terdapat peubahan pada permukaan kulit payudara, bentuk, ataupun perubahan pada putting. Amati juga apakah ada pembengkakan atau tidak.
2. Angkatlah kedua lengan dan taruh di kepala bagian belakang. Selanjutnya, doronglah siku ke arah depan dan amati bentuk dan ukuran payudara. Lakukan hal yang sama ke arah yang sebaliknya.
3. Letakkan tangan di pinggang dan bahu dicondongkan ke depan. Doronglah siku kedepan dan amati apakah ada perubahan pada payudara atau tidak.
4. Angkatlah lengan kiri Anda ke atas dan siku ditekuk. Selanjutnya gunakanlah tangan sebelah kanan untuk meraba payudara. Amati seluruh payudara hingga bagian ketiak dengan gerakan dari atas kebawah. Selanjutnya lakukanlah gerakan melingkan pada payudara dari tepi hingga ke puting.
5. Selanjutnya cubitlah puting payudara dan amati adakah cairan yang keluar atau tidak.
6. Selanjutnya lakukanlah dengan posisi tidur dengan bantal berada di bawah bahu kanan dan angkatlah lengan bagian kiri ke atas. Amati payudara kanan dengan cara meraba seperti langkah sebelumnya. Tekanlah payudara menggunakan jari-jari hingga ketiak. Lakukan pada payudara lainnya.