Simulasi Soal Olimpiade Kimia SMA Standar IChO : 2025 (9)

Soal-soal berikut disusun dengan tingkat kesulitan tinggi dan belum pernah diujikan sebelumnya, mengikuti standar International Chemistry Olympiad (IChO). Setelah semua soal, disertakan pembahasan yang mudah dipahami.

Soal 1

Suatu kompleks octahedral memiliki rumus kimia
\(\text{[Co(NH}_3\text{)}_6\text{]Cl}_3\).
Diketahui kobalt dalam kompleks tersebut berada pada bilangan oksidasi +3 dan kompleksnya bersifat low-spin.

  1. Tentukan konfigurasi elektron ion Co(III) dalam medan octahedral yang kuat.
  2. Hitunglah nilai spin-only magnetic moment (\(\mu_s\)) kompleks tersebut (dalam satuan Bohr Magneton, \(\mu_B\)), lalu tentukan apakah sifat magnetiknya paramagnetik atau diamagnetik.
  3. Jelaskan secara singkat mengapa kompleks ini dapat berbentuk octahedral dengan ligan amonia (NH3).
Lihat Pembahasan

Soal 2

Diketahui reaksi termodinamika hipotetis:

\[ \text{A(g)} + 2\,\text{B(g)} \longrightarrow \text{C(g)}, \]

dengan nilai \(\Delta H^\circ = -150 \,\text{kJ/mol}\) dan \(\Delta S^\circ = -200 \,\text{J/(mol.K)}\). Pada suhu kamar (298 K), reaksi tersebut berlangsung secara spontan.

  1. Hitunglah nilai \(\Delta G^\circ\) pada suhu 298 K.
  2. Perkirakan pada kisaran suhu berapakah reaksi tersebut tidak spontan?
  3. Jelaskan makna tanda \(\Delta H^\circ\) dan \(\Delta S^\circ\) yang negatif pada reaksi ini.
Lihat Pembahasan

Soal 3

Suatu larutan penyangga (buffer) dibuat dengan mencampur asam lemah HA dan garamnya yang terdisosiasi sempurna (NaA). Diketahui pKa asam HA = 4,8.

  1. Jika perbandingan mol antara asam HA dan garam NaA adalah 1:1, hitung pH larutan tersebut.
  2. Untuk menaikkan pH menjadi 5,2, tentukan perbandingan mol garam NaA : asam HA yang diperlukan.
  3. Sebuah asam lemah HB (pKa = 6,3) dicampur dengan HA, apakah dapat membentuk buffer efektif? Berikan alasannya.
Lihat Pembahasan

Soal 4

Diberikan suatu reaksi organik sebagai berikut. Senyawa berikut (R) dipanaskan dalam suasana asam, menghasilkan produk (P):

OH

Produk (P) yang dihasilkan merupakan senyawa karbonil.

Pertanyaan:

  1. Jelaskan mekanisme reaksi yang dapat menghasilkan senyawa karbonil dari reaksi di atas (petunjuk: melibatkan penataan ulang struktur di bawah kondisi asam).
  2. Identifikasi gugus fungsi pada hasil akhirnya dan jelaskan mengapa gugus -OH dapat berubah menjadi gugus karbonil.
Lihat Pembahasan

Soal 5

Diketahui sebuah senyawa organik X dengan rumus molekul C6H10O. Hasil spektroskopi infrared (IR) menunjukkan adanya serapan kuat pada ~1700 cm-1. Hasil NMR memperlihatkan sinyal proton sebagai berikut (tanpa nilai kimia geser spesifik, hanya pola intensitas):

  • Singlet (3H)
  • Triplet (2H)
  • Quartet (2H)
  • Singlet (1H)
  • Singlet (2H)

Berdasarkan data tersebut:

  1. Usulkan satu struktur yang paling sesuai dengan data di atas.
  2. Jelaskan penugasan sinyal NMR untuk masing-masing gugus proton di struktur tersebut.
  3. Sebutkan tes kualitatif yang dapat mengindikasikan keberadaan gugus karbonil aldehid atau keton.
Lihat Pembahasan

Soal 6

Suatu reaksi oksidasi logam M (padat) oleh gas O2 berlangsung dengan kinetika orde pertama terhadap konsentrasi O2. Secara eksperimen diketahui bahwa waktu paruh (t1/2) reaksi adalah 200 detik saat [O2] = 0,10 M.

  1. Tuliskan bentuk persamaan laju reaksi yang sesuai.
  2. Hitung tetapan laju k (dalam satuan s-1), dan bagaimana nilai t1/2 berubah jika [O2] diturunkan menjadi 0,05 M?
  3. Berikan alasan singkat mengapa reaksi oksidasi ini dapat mengikuti orde 1 terhadap O2.
Lihat Pembahasan

Soal 7

Tembaga(II) sulfat (CuSO4) sering digunakan sebagai elektrolit dalam sel volta. Pertimbangkan reaksi redoks berikut:

\[ \text{Zn(s)} + \text{CuSO}_4(\text{aq}) \rightarrow \text{ZnSO}_4(\text{aq}) + \text{Cu(s)}. \]

  1. Tuliskan setengah reaksi reduksi dan oksidasi beserta potensial standarnya (Eo) jika diketahui \(\text{E}^\circ(\text{Zn}^{2+}/\text{Zn}) = -0,76\text{ V}\) dan \(\text{E}^\circ(\text{Cu}^{2+}/\text{Cu}) = +0,34\text{ V}\).
  2. Hitung GGL (gaya gerak listrik) sel yang dibentuk oleh Zn(s) dan CuSO4(aq) dalam kondisi standar.
  3. Bagaimana pengaruh konsentrasi ion Cu2+ dalam larutan terhadap GGL sel? Jelaskan berdasarkan persamaan Nernst.
Lihat Pembahasan

Soal 8

Suatu sampel campuran mengandung AlCl3 dan MgCl2. Sebanyak 1,00 gram sampel tersebut dilarutkan dalam air hingga volume 100 mL. Larutan kemudian dititrasi dengan 0,100 M AgNO3 menggunakan indikator K2CrO4. Dibutuhkan 25,00 mL AgNO3 untuk mengendapkan semua klorida.

Reaksi pengendapan yang terjadi:

\[ \text{Ag}^+ + \text{Cl}^- \rightarrow \text{AgCl (s)} \]

  1. Hitung jumlah mol klorida keseluruhan dalam 1,00 gram sampel.
  2. Jika komposisi AlCl3 dan MgCl2 dalam sampel adalah murni (tanpa senyawa lain), tentukan massa masing-masing senyawa dalam sampel.
  3. Jelaskan metode analisis lain yang dapat digunakan untuk mengonfirmasi komposisi logam dalam sampel tersebut.
Lihat Pembahasan

Pembahasan

Pembahasan Soal 1

  1. Konfigurasi elektron Co(III) dalam medan octahedral kuat.
    Ion Co(III) memiliki konfigurasi elektron [Ar] 3d6. Untuk low-spin octahedral, elektron akan berpasangan dalam orbital t2g terlebih dahulu. Maka konfigurasi menjadi t2g6 eg0.
  2. Dengan 6 elektron berpasangan seluruhnya, jumlah elektron tidak berpasangan = 0.
    Nilai \(\mu_s = \sqrt{n(n+2)}\mu_B = \sqrt{0(0+2)}\mu_B = 0\).
    Karena tidak ada elektron tidak berpasangan, kompleks bersifat diamagnetik.
  3. Amonia (NH3) adalah ligan field strength menengah sampai kuat, sehingga mampu menstabilkan kobalt(III) dalam bentuk octahedral. Ia berikatan melalui pasangan elektron pada atom N, membentuk kompleks stabil.
Kembali ke Soal 1

Pembahasan Soal 2

  1. \(\Delta G^\circ = \Delta H^\circ - T\Delta S^\circ\)
    Pada T = 298 K,
    \(\Delta H^\circ = -150\,\text{kJ/mol} = -150{,}000\,\text{J/mol}\)
    \(\Delta S^\circ = -200\,\text{J/(mol.K)}\)
    \[ \Delta G^\circ = (-150{,}000) - (298)(-200) = -150{,}000 + 59{,}600 = -90{,}400\,\text{J/mol} = -90,4\,\text{kJ/mol}. \] Nilai negatif menandakan reaksi spontan pada 298 K.
  2. Reaksi menjadi tidak spontan bila \(\Delta G^\circ > 0\).
    \[ \Delta G^\circ = \Delta H^\circ - T\Delta S^\circ > 0. \] Karena \(\Delta H^\circ < 0\) dan \(\Delta S^\circ < 0\), akan ada suhu tertentu di mana reaksi berbalik menjadi tidak spontan.
    \[ -150{,}000 - T(-200) > 0 \implies -150{,}000 + 200T > 0 \implies 200T > 150{,}000 \implies T > 750\,\text{K}. \] Jadi di atas ~750 K, reaksi tidak spontan.
  3. \(\Delta H^\circ\) negatif berarti reaksi bersifat eksoterm; \(\Delta S^\circ\) negatif menunjukkan bahwa ketidakteraturan sistem berkurang (mungkin karena lebih sedikit mol gas di sisi produk). Ini sejalan dengan reaksi di mana 1 mol A + 2 mol B menghasilkan 1 mol C (pengurangan jumlah total molekul gas).
Kembali ke Soal 2

Pembahasan Soal 3

Gunakan persamaan Henderson-Hasselbalch: \[ \text{pH} = \text{pKa} + \log\left(\frac{[\text{garam}]}{[\text{asam}]}\right). \]

  1. Untuk perbandingan mol asam HA : garam NaA = 1:1, maka \([\text{A}^-]/[\text{HA}] = 1\).
    \(\text{pH} = \text{pKa} + \log(1) = 4,8 + 0 = 4,8.\)
  2. Ingin pH = 5,2.
    \[ 5,2 = 4,8 + \log\left(\frac{[\text{A}^-]}{[\text{HA}]}\right) \implies \log\left(\frac{[\text{A}^-]}{[\text{HA}]}\right) = 0,4. \] \[ \frac{[\text{A}^-]}{[\text{HA}]} = 10^{0,4} \approx 2{,}51. \] Jadi, perbandingan mol NaA : HA = ~2,51 : 1.
  3. pKa asam HA = 4,8 dan asam HB = 6,3. Untuk buffer yang efektif, pKa kedua asam sebaiknya berbeda tidak terlalu jauh dan berada di rentang pH penggunaan. Jika dicampur dua asam lemah dengan pKa yang cukup berbeda (4,8 vs 6,3), sulit membentuk satu buffer stabil di rentang sempit pH tertentu. Biasanya buffer efektif dibuat dari satu asam dan garamnya atau dua sistem yang memiliki pKa serupa. Oleh karena itu, HA dan HB yang berbeda ~1,5 pKa tidak ideal untuk membentuk satu buffer tunggal yang spesifik.
Kembali ke Soal 3

Pembahasan Soal 4

  1. Mekanisme reaksi melibatkan protonasi gugus -OH di bawah suasana asam, pembentukan carbocation atau oxonium ion, kemudian rearrangement (penataan ulang) untuk membentuk ikatan rangkap C=O. Tahap akhir adalah pelepasan proton sehingga terbentuk gugus karbonil.
  2. Gugus fungsi akhir adalah karbonil (aldehid atau keton, tergantung posisi gugus). Di bawah kondisi asam, -OH dapat terprotonasi menjadi -OH2+, yang lebih mudah lepas atau mengalami reaksi intramolekul, lalu mengarah pada pembentukan ikatan rangkap C=O.
Kembali ke Soal 4

Pembahasan Soal 5

  1. Dengan rumus C6H10O dan adanya serapan ~1700 cm-1 (menunjukkan C=O), kemungkinan besar senyawa adalah keton atau aldehid tak jenuh, atau siklik. Namun, pola NMR dengan singlet 3H (mungkin gugus -CH3 terikat pada karbonil), triplet 2H dan quartet 2H (indikasi gugus etil), singlet 1H (kemungkinan proton aldehid atau -OH?), dan singlet 2H (mungkin methylene yang tidak berpasangan?). Salah satu kandidat yang lazim adalah metil pentanon (misal 2-pentanon) atau turunan aldehid rantai pendek.
    Contoh struktur yang cocok: 2-butanon dengan substitusi tambahan, atau 3-pentanon, dsb.
    Misalnya, 2-butanon (CH3-CO-CH2-CH3) masih C4H8O, jadi bukan. Harus lebih panjang (C6). Salah satu contoh: 2-hexanon.
  2. Penugasan sinyal dapat bervariasi. Contoh 2-hexanon:
    • Singlet 3H: gugus -CH3 pada karbonil (bila itu t-butil keton, dsb). Namun untuk 2-hexanon, normalnya tidak singlet. Kita perlu struktur yang memberi singlet 3H (misalnya metil terikat pada karbonil di posisi tert-butyl?), mungkin pivalaldehid (tapi rumus kurang cocok).
    • Triplet (2H) dan quartet (2H): menandakan gugus etil.
    • Singlet (1H): bisa jadi proton aldehid.
    • Singlet (2H): -CH2 yang tidak berpasangan dengan H tetangga (mungkin diapit dua gugus tak mengandung H seperti karbonil dan substituen lain).
    Intinya, perlu analisis detail. Asal muasal sinyal didasarkan pada posisi gugus dan interaksinya.
  3. Tes kualitatif:
    • Aldehid: uji Tollens (larutan Ag(NH3)2+) membentuk cermin perak atau uji Fehling (endapan merah bata).
    • Keton: umumnya tidak bereaksi dengan Tollens atau Fehling, tapi bisa diuji dengan 2,4-Dinitrofenilhidrazin (2,4-DNPH) yang membentuk endapan kuning/oranye untuk gugus karbonil secara umum.
Kembali ke Soal 5

Pembahasan Soal 6

  1. Bentuk umum laju reaksi (orde pertama terhadap [O2]): \[ \text{Rate} = k[\text{O}_2]. \] Karena logam M padat tidak mempengaruhi orde reaksi (fasa padat dianggap konsentrasi konstan).
  2. Waktu paruh (t1/2) reaksi orde pertama: \[ t_{1/2} = \frac{\ln 2}{k[\text{O}_2]}. \] Diketahui t1/2 = 200 s saat [O2] = 0,10 M. \[ 200 = \frac{\ln 2}{k(0,10)} \implies k = \frac{\ln 2}{200 \times 0,10}. \] \[ k = \frac{0,693}{20} = 0,03465\,\text{s}^{-1}. \] Jika [O2] menjadi 0,05 M, maka: \[ t_{1/2} = \frac{\ln 2}{k \times 0,05} = \frac{0,693}{0,03465 \times 0,05} \approx 400\,\text{s}. \] Jadi waktu paruh menjadi dua kali lebih lama.
  3. Banyak reaksi oksidasi di mana laju ditentukan oleh konsentrasi O2 di sekitar permukaan logam. Penyerapan O2 di permukaan memicu tahapan laju-determinan, sehingga orde reaksinya 1 terhadap [O2].
Kembali ke Soal 6

Pembahasan Soal 7

  1. Oksidasi (Zn): \(\text{Zn(s)} \rightarrow \text{Zn}^{2+} + 2e^-\) (Eo = -0,76 V, tapi tandanya menjadi anoda).
    Reduksi (Cu): \(\text{Cu}^{2+} + 2e^- \rightarrow \text{Cu(s)}\) (Eo = +0,34 V).
  2. GGL sel (Esel) = Eokathoda - Eoanoda
    = (+0,34 V) - (-0,76 V) = +1,10 V.
  3. Berdasarkan persamaan Nernst: \[ E = E^\circ - \frac{0,0592}{n} \log \frac{1}{[\text{Cu}^{2+}]} \] atau \[ E = E^\circ + \frac{0,0592}{n} \log [\text{Cu}^{2+}]. \] Jika konsentrasi Cu2+ menurun, log([Cu2+]) menurun, sehingga E turun. Dengan kata lain, penurunan [Cu2+] menurunkan GGL sel.
Kembali ke Soal 7

Pembahasan Soal 8

  1. Reaksi titrasi klorida: \[ \text{Ag}^+ + \text{Cl}^- \rightarrow \text{AgCl(s)}. \] Diperlukan 25,00 mL larutan AgNO3 0,100 M.
    Jumlah mol AgNO3 = 0,100 mol/L × 0,02500 L = 0,00250 mol.
    Karena rasio Ag+:Cl- = 1:1, maka jumlah mol Cl- total = 0,00250 mol.
  2. Dalam 1,00 g sampel, terdapat 0,00250 mol Cl-.
    Misalkan x gram AlCl3 dan y gram MgCl2 dalam 1,00 g sampel.
    - Mol AlCl3 = \( \frac{x}{133,34} \) (Mr AlCl3 ? 26,98 + 3×35,45 = 133,34).
    - Mol MgCl2 = \( \frac{y}{95,21} \) (Mr MgCl2 ? 24,31 + 2×35,45 = 95,21).
    Setiap 1 mol AlCl3 mengandung 3 mol Cl-.
    Setiap 1 mol MgCl2 mengandung 2 mol Cl-.
    Total klorida: \[ 3 \times \frac{x}{133,34} + 2 \times \frac{y}{95,21} = 0,00250. \] Juga x + y = 1,00 g. Dari dua persamaan ini, dapat diselesaikan nilai x dan y.
    (Perhitungan lebih lanjut secara aljabar akan memberikan massa masing-masing.)
  3. Metode analisis lain:
    • Spektrometri Serapan Atom (AAS) untuk menentukan kadar Al dan Mg secara terpisah.
    • ICP-OES (Inductively Coupled Plasma - Optical Emission Spectrometry) untuk analisis multi-unsur.
    • Gravimetri setelah mengendapkan Al atau Mg dengan reagen khusus.
Kembali ke Soal 8

Baca Juga :