admin
by on July 24, 2022
5,914 views

Pengertian dan Fungsi

Soft System Methodology (SSM) merupakan proses penyelidikanyang berorientasi pada tindakan terhadap situasi permasalahan dimana pengguna mempelajari jalannya dari mencari tahu tentang situasi tersebut, untuk mengambil tindakan dalam memperbaikinya. Pembelajaran muncul melalui proses terorganisir di mana situasi dieksplorasi menggunakan seperangkat model tindakan yang bertujuan (masing-masing dibangun untuk merangkum pandangan dunia tunggal) sebagai perangkat intelektual, atau alat, untuk menginformasikan dan menyusun diskusi tentang situasi dan bagaimana hal itu mungkin ditingkatkan (Checkland & Poulter, 2010).

Soft Systems Methodology (SSM) adalah cara terorganisir untuk mengatasi situasi problematika (sosial) yang dirasakan. Berorientasi pada tindakan, mengatur pemikiran tentang situasi tertentu sehingga tindakan yang diambil untuk membawa perbaikan (Checkland & Poulter, 2010).

SSM belajar dengan membandingkan model murni dari sistem aktivitas manusia dengan yang direalisasikan. Ini adalah bagian penting dari proses untuk memahami model yang mendorong konsepsi masalah nyata. Dalam memahami domain masalah, SSM melengkapi pengalaman dengan penggunaan systems thinking secara eksplisit. Systems thinking dimulai dengan menyebutkan beberapa sistem kegiatan yang memiliki bertujuan, yang mana relevan dengan eksplorasi situasi masalah. SSM mengakui bahwa situasi dunia nyata tidak pernah dapat digambarkan secara denitif. Memastikan pemahaman terbaik dari situasi dunia nyata membutuhkan debat kolaboratif. Melalui debat ini, kemungkinan perbaikan pada domain masalah dapat muncul dan ditentukan (Schmidt, 2006).

Tahapan

Ada tujuh tahap dalam SSM yaitu (Lester, 2008):

  1. Identifikasi masalah. Cari tahu tentang situasi bermasalah dan karakteristik intervensi untuk memperbaikinya
  2. Dari penemuan tersebut, putuskan beberapa kegiatan yang memiliki tujuan yang relevan
  3. Memilih perspektif dan membangun 'root definitions'
  4. Mengembangkan model konseptual dari sistem perubahan
  5. Membandingkan model dengan situasi dunia nyata
  6. Mendefinisikan perubahan yang akan diimplementasikan
  7. Mengambil tindakan untuk memperbaiki situasi yang bermasalah

Kelebihan

Adapun kelebihan dari Soft Systems Methodology (SSM) yaitu :

  • SSM melengkapi pendekatan rekayasa informasi dengan memungkinkan pemikiran holistik tentang proses kebutuhan. Hal ini selanjutnya mengarah pada penilaian kesesuaian organisasi sebelum perubahan potensial dilakukan (Niu et al., 2011).
  • Menghasilkan pemahaman tentang persepsi dan perspektif orang lain (Mingers & Taylor, 1992).
  • Memfokuskan perhatian pada isu dan budaya organisasi (Mingers & Taylor, 1992).

Kekurangan

Sedangkan kekurangan dari Soft Systems Methodology (SSM) menurut (Mingers & Taylor, 1992), yaitu:

  • Memakan waktu
  • Membutuhkan pengalaman yang cukup besar
  • Melibatkan aktor penting


Sumber :

Checkland, P., & Poulter, J. (2010). Soft systems methodology. In Systems approaches to managing change: A practical guide (pp. 191–242). Springer.

Lester, S. (2008). Soft systems methodology. Available in: http://www.humanecology.com. Au/SSMeth. PDF,(Access June 19th 2012).

Mingers, J., & Taylor, S. (1992). The use of soft systems methodology in practice. Journal of the Operational Research Society, 43(4), 321–332.

Niu, N., Lopez, A. Y., & Cheng, J.-R. (2011). Using soft systems methodology to improve requirements practices: an exploratory case study. IET Software, 5(6), 487–495.

Schmidt, T. (2006). Literature review of soft systems methodology.

Posted in: Kuliah
Topics: metode
Be the first person to like this.