Blogs
Anak-anak terkadang memang sangat kretif. Mereka sangat pandai. Hingga kepandaian ibu pun dilampauinya. Sudah sepatutny bahwa anak harus lebih pandai dari ibu. Karena itu ibu harus bekerja cerdas. Tidak hanya membuat anaknya pandai tapi juga membuat diri tidak terlihat ketinggalan.
Tapi memang....kreatifnya anak kadang membuat ibu kesal. Meski sudah berulang kali mengingat-ingat didalam hati dan mencatatnya dikepala tapi tetap saja kadang ibu hilang kendali terhadap anaknya.
Bukan tidak boleh marah.....marah itu wajar. Malah harus marah jika anak melakukan kesalahan terlebih kalau kesalahan anak itu bisa menimbulkan bahaya.
Hanya saja.... perlu ada batasan dalam marah itu.
Jangan sampai kita melakukan sesuatu yang menyakiti anak baik hati maupun jiwanya. Anak sangat sensitif dan daya ingatnya juga sangat baik. Jadi masukkan saja yang baik-baik. Maksudnya adalah berikan teladan yang baik, contoh prilaku yang baik. Jadi, mereka akan meniru bagaimana seseorang menahan amarahnya dan itu darimu.
Nah.....masalahnya akan berbeda jika ibu terpancing emosinya. Anak akan mengingat hal itu. Bagaimana ibunya ketika marah dan perlahan mengikutinya. Segala ekspresi, aksi, dan eye contact ibu ketika marah akan diingat anak. Coba saja kita pikirkan baik-baik bisakah kita berpikir benar ketika sedang marah?
Tidak kan.....
Karena emosi kita tidak terkendali jadi logika kita pun tidak berjalan baik. Lalu kita akan marah, berteriak, membentak, atau kadang memukul tangannya atau menjewer telinga bahkan mencubitnya. Kemudian setelah sadar dari kemarahan kita, maka kita minta maaf kepada anak kita. Tapi hanya itu saja.....besok atau lusa akan terulang lagi hal yang sama. Ini jelas tidak baik bagi pembentukan karakter anak.
Untuk itu kita perlu punya trik untuk menghandle emosi kita. Minimal supaya kita tidak berteriak marah kepada anak kita.
1. Menjauhlah
Pergilah sebentar. Menyingkir dari situasi yang ada. Katakan pada anak bahwa kita perlu menyingkir sebentar.
'' Adek, mama mau minum dulu''
Atau dengan alasan apa saja. Pergilah dulu dari situasi yang membuat kita emosi. Hiruplah udara segar dari ruangan lain agar energi positif bisa masuk kepikiran kita.
Kalau ada suami dirumah, mintalah bantuan suami untuk menghandle anak kita sementara kita pindah ruangan ketempat lain. Dengan begini, kita bisa meredam emosi lebih dulu.
2. Biarkan anak tahu kalau kita marah
Bilang pada anak kalau kita memang sedang marah.
'' Kalau kakak tidak berhenti mencoret dinding nanti Ibu marah lho''
Katakan dengan tegas tapi bukan dengan emosi. Setelah itu, lihat ekspresi dan tanggapan anak. Jika dia mendengarnya, maka dia akan berhenti melakukan apa yang kita larang.
Tapi, terkadang anak malah mengatakan hal sama kepada kita,
''kakak juga bisa marah''
Nah, kalau sudah begini. Ada dua hal yang bisa dilakukan, pertama tinggalkan saja dia agar dia tenang dan kita juga tenang. Yang kedua, peluklah dia agar kemarahannya meredam.
3. Buat batasan waktu marah
Pernah suatu waktu ibu marah pada anaknya karena anaknya tidak juga selesai makan. Anak itu makan sangat lama seperti siput. Sedangkan si ibu kesal karena mereka harus bersiap-siap pergi.
'' Lamanya....adek makan...kita harus siap-siap. Nanti bisa ketinggalan kereta kalau makannya lama gitu''
Nah, dari pada ibu menjadi marah lebih baik ibu melakukan hal lain. Misalnya cuci piring atau menata barang-barang yang berantakan. Begitu selesai cuci piring maka selesailah marah. Oke....:-)
4. Berhitung
Kalau sedang kesal pada anak kita, mulailah berhitung. Misalnya, anak-anak tidak mau membereskan mainannya. Maka katakan padanya
'' Mama hitung sampai lima, kakak bereskan mainannya, kalau selesai Mama akan beri es krim dua,...setuju?''
Jelaskan hadiahnya dan konsekuensinya. Artinya kalau tidak mau membereskan tidak akan dapat es krim
5. Ambil sudut pandang perspektif anak
Anak-anak tetaplah anak-anak. Dunia mereka adalah bermain. Apa saja yang ada didepan mereka adalah permainan bagi mereka. Karena itu, lihat dari sisi mereka. Bagaimana anak melihat sesuatu. Karena ibu sudah pernah jadi anak sedangkan anak belum pernah jadi ibu.
Jadi ibulah yang harus tenang. Anak hanya ingin bermain, hanya ingin tertawa. Karena itulah dunia anak. Dunia tertawa, tersenyum, dan bahagia.
6. Alihkan menjadi dongeng
Ceritakan dongeng yang berhubungan dengan situasi yang sedang ibu hadapi. Misalnya anak sedang menjadi anak yang iri pada temannya, maka ceritakan tentang saudara tiri Cinderella yang akhirnya tidak dapat apa-apa.
7. Ajak bercanda
Akan menjadi sebuah cerita yang tak terlupakan jika ibu dan anak bisa membuat bercanda ketika terjadi masalah. Anak-anak suka diajak bercanda bersama.
Ketika dia melakukan kesalah sebenarnya si anak sudah menyadari kesalahannya. Dia sudah tahu bahwa dia akan dimarahi atau harus bertanggung jawab. Maka, dia sudah cukup dihukum dengan rasa bersalahnya. Ajaklah bercanda tapi dia harus tetap bertanggung jawab akan kesalahannya.
Anak-anak berhati lembut dan hanya ada bermain didunianya. Dia makan, minum, sekolah, belajar, bahkan tidurpun sambil bermain. Itulah dunia mereka. Sebagai ibu, kita juga harus menempatkan logika kita seperti logika anak-anak. Logika yang sederhana dan sebenarnya tidak sulit untuk dipahami.
Semoga berhasil.....:-)
Posted in: Anak/ Balita
Be the first person to like this.
Hotelempfehlung
Landhotel Allgäuer Hof
833 | Hotels
Das Landhotel Allgäuer Hof befindet sich in Waldseer Straße 36 - Wolfegg. Besteht aus 57 Zimmern
Wolfegg - Deutschland
Ringhotel Reubel
879 | Hotels
Das Ringhotel Reubel befindet sich in Banderbacher Str. 27 - Zirndorf. Besteht aus 24 Zimmern
Zirndorf - Deutschland
Hotel Traube
893 | Hotels
Das Hotel Traube befindet sich in Brabandtgasse 2 - Stuttgart. Besteht aus 47 Zimmern
Stuttgart - Deutschland